Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya-upaya kesehatan pada tahun 2018.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya

a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umu, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuia standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil. Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 di Puskesmas Lau Tahun 2018 adalah 561 (94,9%) dari seluruh ibu hamil sebanyak 591 orang.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan.
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Hasil pengumpulan data di Puskesmas Lau pada Tahun 2018 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan sebesar 564 (100%), dimana target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 90%.

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja. Dari data tahun 2018 menunjukkan pemeriksaan siswa TK 329 Murid, SD/MI 603 Murid,   SLTP SLTP/MTS 840 Siswa dan SLTA 1.018 Siswa.

3. Pelayanan Keluarga Berencana

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun 2018 sebesar 4.702 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 3.601 orang (76,6%). Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif adalah IUD 235 orang (6,5%), MOP 80 orang (2,2%), MOW 44 orang (1,2%), Implant 547 orang (15,2%), Kondom 270 orang (7,5%), Suntik 1.449 orang (40,2%), PIL 976 orang (27,1%).

4. Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan penyakit. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di Puskesmas Lau pada tahun 2018 adalah : HB > 7 hari 107,1%, BCG sebesar 119,0%, DPT –HB3/Hib3 sebesar 98,7%, Campak sebesar 95,6%, Polio 4 sebesar 101,3%, Imunisasi dasar lengkap sebesar 95,2%. Pada tahun 2018 ini semua program Imunisasi telah mencapai UCI.

5. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas Lau dapat dilihat pada tabel berikut:

6. Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat, meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat baik bagi individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Sasaran program meliputi meningkatnya perwujudan kepedulian perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat, terwujudnya komitmen semua unsur atau stakeholders kesehatan akan pentingnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat, adapun cakupan rumah tangga yang ber-PHBS di Wilayah kerja Puskesmas Lau tahun 2018 sebanyak 2.353 RT (67,3%).

7. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dibagi menjadi pelayanan kesehatan dasar gigi (untuk masyarakat umum/semua golongan umur) dan pelayanan kesehatan gigi untuk anak sekolah. Selama tahun 2018 di Poli Gigi Puskesmas Lau, pelayanan kesehatan dasar gigi terdiri dari 173 kasus tambal gigi tetap, 251 kasus pencabutan gigi tetap, dengan rasio tambal/cabut sebesar 0,7, sedangkan Pelayanan kesehatan dasar gigi bagi murid SD/MI meliputi pelayanan promotif dan preventif melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Hal ini sejalan dengan pencapaian Indikator Indonesia sehat 2010 yaitu minimal 2 kali setahun murid SD/MI mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 
Untuk tahun 2018 dari 845 murid SD, 845  orang (100%) diperiksa dan 642 orang (96,8%) orang perlu mendapat perawatan. Dan pada tahun 2017  pelayanan kesehatan dasar gigi terdiri dari 171 kasus tambal gigi tetap,226 kasus pencabutan gigi tetap, dengan rasio tambal/cabut sebesar 0,8 dan pelayanan kesehatan dasar gigi bagi murid SD/MI dari 2980 murid SD, 513 orang ( 17,2%) diperiksa dan 407 orang perlu mendapat perawatan, sedangkan yang mendapat perawatan berjumlah 320 murid  (78,6 % ). Melihat data diatas dan dibandingkan dengan jumlah murid SD di wilayah kerja Puskesmas Lau cakupan tersebut pelayanan kesehatan sudah ditingkatkan.

B. Status Gizi Masyarakat

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator diantaranya adalah bayi dengan BBLR, status gizi balita, status gizi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Untuk balita dengan gizi kurang diberikan pelayanan rawat jalan, meliputi konsultasi gizi dan pemberian MP ASI sesuai dengan umur balita. Sedangkan untuk balita dengan gizi buruk menjalani rujukan dengan rawat inap dibawah asuhan medis, nutrisi dan asuhan keperawatan. Deteksi kasus gizi buruk sebenarnya dapat dilakukan melalui penimbangan rutin di Posyandu.

1. Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi

a. Kunjungan Neonatus
Angka Kunjungan Neonatus di wilayah kerja Puskesmas Lau Tahun 2018 sebanyak 560 (KN Lengkap) kunjungan dari total jumlah bayi baru lahir sebesar 558 atau 100 % kunjungan  neonatus.
b. Kunjungan Bayi
Kunjungan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Lau Tahun 2018 sebesar 558 kunjungan dari total jumlah bayi sebesar 560 atau 100,4% kunjungan  neonatus.

2. Persentase BBLR Ditangani

Dari hasil pengumpulan data pada program Gizi dan Bidan Desa pada tahun 2018 Puskesmas Lau terdapat 23 orang yang mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gr).

3. Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita

Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan program Gizi, dijelaskan bahwa keadaan gizi masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Lau Kecamatan Lau mengalami peningkatan.
Hal ini tercermin dari hasil penimbangan balita yakni terjadi penurunan pada jumlah balita gizi kurang (BB/U). Tahun 2017 balita yang ada berjumlah 3.264 dengan jumlah balita yang datang dan ditimbang di Posyandu sebanyak 2.659 (81,5%) dan jumlah balita gizi kurang (BB/U) sebanyak 46 balita (1,7%).
Tahun 2018 sebanyak 3.162 balita yang ada, yang datang serta ditimbang di posyandu sebanyak 2.442 balita (77,2%) dan jumlah balita gizi kurang (BB/U) sebanyak 34 balita (1,4%).